Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Cinta bunga Jingga

Malam seperti lama menghilang, Ditelan haus bunga jingga Bintang dan bulan saja bersembunyi Mengapa hidupku begitu sunyi Cinta itu telah lama pergi Meniti hamparan hidup yang baru bersama yang lain Begitu pekat warna hidupku hingga berlalu Begitu saja tanpa tahu akan dibawa kemana Hingga waktu mempertemukan ku dengan mu Bidadari cinta dengan jendela hati yang sedang terkoyak Kitapun berjalan mengikuti waktu dengan senyuman Seperti harum bunga yang sedang bermekaran Perpaduan kesunyian dan kerapuhan Meniti asa menuntun jalan yang baru Meski waktu masih berjalan dengan cepatnya Tapi dunia yang kita jelajahi telah memberi warna Pada akhirnya kita berdiri dipersimpangan jalan bergandengan tangan dengan wajah saling berpandang Merenung dalam hati, memandangi dunia dan bertanya Mengapa baru sekarang kita dipertemukan

Musuh abadimu hanyalah kamu sendiri

Sesungguhnya aku tidaklah perlu memikirkan hubungan setiap Manusia dengan hasratnya sendiri yang menggebu-gebu pada sesuatu Karena sahabat terbaik bagiku adalah jiwa yang penuh damai dengan ketenangan pikiran yang mempesona Jiwa manusia sebetulnya bagaikan cerminan dirinya pada beningnya air, menjadi keruh ketika semua yang masuk tanpa pernah dibersihkan Karena itulah banyak orang-orang yang berbicara atau bersikap berlawanan dari perasaan mereka, mencoba mengelabui diri sendiri dari kenyataan Akan tetapi semua itu terjadi karena jiwa manusia sebetulnya ingin sekali saling terhubung dan bisa diterima satu sama lain, meskipun dengan cara dan keadaan yang berbeda-beda Ketika kamu berfikir bahwa kamu sendiri, suatu hari nanti akan ada orang yang rela melindungimu, memaafkanmu, bahkan berteman denganmu dan disaat kamu menerima jiwanya yang sebenarnya maka kamu juga akan memahaminya. Karena musuh abadimu hanyalah kamu sendiri, menjadi resiko yang harus kamu hadapi setiap hari!

Diantara dua kehidupan yang selalu diperdebatkan banyak orang

Aska tidak pernah menyadari bahwa selama ini dia hidup di dalam dua dunia antara kebaikan dan keburukan, dia tidak pernah memilih dimana dia berada hanya mengikuti kata hatinya saja. Mungkin Aska adalah tipe manusia yang dibenci Tuhan di musuhi oleh Iblis, mungkin jauh dari Surga dan Neraka dimana bumi dan langit sama-sama menolaknya. Ketika Aska menyadari hal tersebut, dia hanya terdiam membisu seolah bibirnya terkunci rapat, dia menyaksikan dimana mereka yang baik dan buruk bertempur habis-habisan membela idiologinya masing-masing. Ambiguitas merasuki pikirannya ketika yang baik merasa yang baik adalah buruk dan yang buruk merasakan yang buruk adalah baik. Sekali lagi Aska hanya terdiam membisu, pikirannya makin kacau bak angin puting beliung menghancurkan segala yang dia lewati. Aska mencoba bertanya kepada yang baik namun dinilai buruk oleh yang buruk, mengapa anda memilih jalan yang baik tapi orang-orang menilai kalian buruk? Mereka yang Baik menjawab, Bukankah yang baik itu terta