Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Cecilia dan Robot Al-w028 aka Qubil

Kasur terbang yang dipakai oleh Cecil mulai bergoncang tanda bahwa hari sudah pagi dan akan menuju pukul 06.00 TSK sesuai dengan yang disetel Cecil malam tadi. Terlihat tanggal yang dilingkari di kalender yang menempel didinding kamar Cecil dekat dengan pintu masuk (28 Februari 3020) tanggal tersebut adalah hari kelahirannya. "Hadoohhh... bentar lagi gue ultah, mana duit belum ngumpul...hah" Benak Cecil bergumam Kemudian Cecil mendekati pintu kamar dan memencet tombol yang sedari tadi berkedip-kedip merah dengan suara desingan yang mulai memekakan telinga, Tombol tersebut adalah kotak pesan otomatis yang memungkinkan orang yang datang ingin meninggalkan pesan kepada pemilik kamar kosan atau Rumah. Cecil kemudian memencet tombol tersebut dan terdengar kencang suara Ibu Pertiwi pemilik kosan "Cecillll.... saya tidak mau tahu, kamu sudah telat bayar kosan 2 bulan, jika sampai besok tidak dibayar.... kamu harus segera pergi dari kosan saya... mengertii!!!" Wajah cecil d

Kisah Si Pemuda bersama Bukit Hijau

Seorang pemuda duduk termenung digubuk reyot di tengah pedesaan terpencil, hampir setiap mentari menjelang sore ia selalu menyempatkan diri duduk diteras rumahnya yang dekil. Suatu hari ketika sore menjelang magrib melintaslah seorang lelaki paruh baya dan menyapa pemuda tersebut "Hampir magrib kisanak, bolehkan akik sekedar berteduh untuk melakukan sholat nak..?" tanya kakek tua tersebut kepada lelaki paruh baya "Okh ya silahkan masuk pak... silahkan lakukan sholat magrib" sambut pemuda tersebut Sekejap lelaki paruh baya masuk dan mengambil air wudhu dan sebelum melakukan sholat ia menegur pemuda tersebut, "Apakah kisanak tidak ingin ikut serta, sholat berjamaah" tanya lelaki paruh baya dengan sopan "Akh tidak pak, saya sedang malas" jawab Pemuda tersebut dengan nada sedikit gusar Setelah lelaki paruh baya tersebut selesai sholatnya, kemudian menghampiri pemuda pemilik rumah yang sedari tadi hanya melamun memandangi Mentari yang mulai hilang dar