Langsung ke konten utama

Selasa, Setelah hujan reda

Jalan panjang yang ku tuju tak juga sampai
diujung jalan perempuan itu menanti rindu
dalam hati bertanya pada siapa yang dinanti
ku hanya bisa terus berjalan pada yang kutuju

Nikmati hari tiada henti
bersama ramuan cinta yang kutunggu
hening kelam ku bertanya-tanya
benarkah jalan yang sedang kudaki
resah ketika hujan telah reda
takut hujan kembali turun lemahkan hati

Percakapan-percakapan lucu mewarnai perjalanan itu
hingga sampai pada satu titik semu
kutau akhirnya kau menunggu rindu pada helai daun berganti
sedangkan aku hanya ilalang yang malang dihamparan

Namun tatap matamu yang tajam terus menuntunku
membawaku dalam riak sendu, resah, kelabu
hingga akhirnya nafasmu bisa kurasakan
hingga akhirnya detak jantungmu begitu berdegup
bisa kurasakan betapa ini bukanlah kesalahan
karena ini adalah ungkapan hati yang resah
dalam hari-hari yang mendesah

Kamu dan aku bukan bersama dengannya
pada selasa setelah hujan reda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musuh abadimu hanyalah kamu sendiri

Sesungguhnya aku tidaklah perlu memikirkan hubungan setiap Manusia dengan hasratnya sendiri yang menggebu-gebu pada sesuatu Karena sahabat terbaik bagiku adalah jiwa yang penuh damai dengan ketenangan pikiran yang mempesona Jiwa manusia sebetulnya bagaikan cerminan dirinya pada beningnya air, menjadi keruh ketika semua yang masuk tanpa pernah dibersihkan Karena itulah banyak orang-orang yang berbicara atau bersikap berlawanan dari perasaan mereka, mencoba mengelabui diri sendiri dari kenyataan Akan tetapi semua itu terjadi karena jiwa manusia sebetulnya ingin sekali saling terhubung dan bisa diterima satu sama lain, meskipun dengan cara dan keadaan yang berbeda-beda Ketika kamu berfikir bahwa kamu sendiri, suatu hari nanti akan ada orang yang rela melindungimu, memaafkanmu, bahkan berteman denganmu dan disaat kamu menerima jiwanya yang sebenarnya maka kamu juga akan memahaminya. Karena musuh abadimu hanyalah kamu sendiri, menjadi resiko yang harus kamu hadapi setiap hari!

Kedai Mexico Tebet 19 Mei 2016

Konstelasi dengan alunan melodi musim dingin

Bersedih, menangis, Che..Che.. menarik kerah mantel saya, sambil melihat langit malam ini sudah pertengahan musim dingin banyak hujan yang turun dimalam yang gelap setidaknya adakah bintang jatuh yang merobek langit malam saya berdoa kembali, lagi dan lagi sambil menggenggam erat impian saya Mungkin masih jauh, tahunan cahaya, puluhan ribu kilometer bahkan ratusan juta langkah kaki saya akan tiba Bagaimana jika kita buat saja emosi berkilauan bersama-sama agar cepat terwujud Giliran anda... giliran anda ayo teruslah berputar Banyak kesempatan bertemu dengan memindai imajinasi dalam nyata meski banyak air mata dan kesedihan untuk membangun parade besar hati ku sedang berada pada tegangan tinggi, sayang! Detak jantung ini bagai bunyi perkusi, sayang! Seperti komet yang terbang cepat di angkasa Tidak bisa begitu saja berhenti akan terus melanjutkan dengan segala kekuatannya entah bagaimana nantinya, entahlah apakah akan menjadi serangan besar tapi anda tidak sendirian, sayang Saya ada unt